Desain Instruksional untuk Pendidikan Kewarganegaraan
Sabtu, 27 Maret 2010
, Posted by afri yudha pratama at 07.59
Meskipun minat baru dalam pendidikan kewarganegaraan, relatif sedikit yang diketahui tentang cara yang efektif untuk mewujudkan pendidikan kewarganegaraan di dalam kelas. Dalam literatur mengenai pendidikan kewarganegaraan, dialog dianggap sebagai elemen penting. Namun, ada sangat sedikit, jika ada, riset empiris ke dalam berbagai cara untuk merangsang dialog.
Tujuan:
Tujuan utama kajian ini adalah untuk sampai pada pemahaman tentang bagaimana pendidikan kewarganegaraan dapat diintegrasikan dalam sejarah kelas. Fokusnya adalah pada efek dari sebuah pendekatan dialogis pendidikan kewarganegaraan pada kemampuan siswa untuk membenarkan pendapat atas isu-isu moral.
Contoh:
Empat ratus delapan puluh dua mahasiswa di kelas delapan pendidikan sekunder.
Metode:
Dua unit kurikulum pendidikan kewarganegaraan dialogis dikembangkan dan dilaksanakan. Dua unit kurikulum berbeda dalam keseimbangan antara kerja kelompok dan seluruh kelas-mengajar. Kemampuan siswa untuk membenarkan pendapat dinilai dengan cara esai pendek yang ditulis oleh siswa pada masalah moral. Efektivitas kurikulum kedua unit dibandingkan dengan sejarah reguler kelas.
Hasil:
Mahasiswa yang berpartisipasi dalam pelajaran untuk pendidikan kewarganegaraan dialogis mampu membenarkan pendapat mereka lebih baik daripada siswa yang berpartisipasi dalam pelajaran sejarah biasa. Hasil lebih lanjut menunjukkan efek positif dari jumlah kerja kelompok yang terlibat.
Kesimpulan:
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pendekatan dialogis pendidikan kewarganegaraan sebagai bagian integral dari kelas sejarah membantu siswa untuk membentuk opini yang lebih mendalam tentang isu-isu moral dalam masalah tersebut. Selain itu, kerja kelompok tampaknya menjadi metode yang lebih efektif untuk melaksanakan dialog di ruang kelas seluruh kelas daripada pengajaran.
Tujuan:
Tujuan utama kajian ini adalah untuk sampai pada pemahaman tentang bagaimana pendidikan kewarganegaraan dapat diintegrasikan dalam sejarah kelas. Fokusnya adalah pada efek dari sebuah pendekatan dialogis pendidikan kewarganegaraan pada kemampuan siswa untuk membenarkan pendapat atas isu-isu moral.
Contoh:
Empat ratus delapan puluh dua mahasiswa di kelas delapan pendidikan sekunder.
Metode:
Dua unit kurikulum pendidikan kewarganegaraan dialogis dikembangkan dan dilaksanakan. Dua unit kurikulum berbeda dalam keseimbangan antara kerja kelompok dan seluruh kelas-mengajar. Kemampuan siswa untuk membenarkan pendapat dinilai dengan cara esai pendek yang ditulis oleh siswa pada masalah moral. Efektivitas kurikulum kedua unit dibandingkan dengan sejarah reguler kelas.
Hasil:
Mahasiswa yang berpartisipasi dalam pelajaran untuk pendidikan kewarganegaraan dialogis mampu membenarkan pendapat mereka lebih baik daripada siswa yang berpartisipasi dalam pelajaran sejarah biasa. Hasil lebih lanjut menunjukkan efek positif dari jumlah kerja kelompok yang terlibat.
Kesimpulan:
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pendekatan dialogis pendidikan kewarganegaraan sebagai bagian integral dari kelas sejarah membantu siswa untuk membentuk opini yang lebih mendalam tentang isu-isu moral dalam masalah tersebut. Selain itu, kerja kelompok tampaknya menjadi metode yang lebih efektif untuk melaksanakan dialog di ruang kelas seluruh kelas daripada pengajaran.
Currently have 0 komentar: